THE STRONG WOMAN

SHE IS THE STRONG WOMAN  
  hai everybody, minggu ini tema blog kami tentang R.A.Kartini. kalian tau kan? iya dia adalah pelopor wanita yang bisa bikin kita mengenyam bangku sekolah. kita ngepost tentang kartini karena kita mau merayakan hari kartini sebentar lagi yaitu tanggal 21 april. ini dia tentang Kartini :)

  Raden Adjeng Kartini adalah seorang priyayi atau berasal dari kelas bangsawan Jawa, ia adalah putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara.

    Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakaknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena menurut pendapat masyarakat kala itu umur 12 tahun sudah dapat dipingit.

    Di rumah Kartini mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang sangat mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Beliau ingin memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.
Kartini melihat perjuangan wanita untuk memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van Eeden, karya Augusta de Witt, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata). Semuanya berbahasa Belanda.

    Di era Kartini, akhir abad 19 sampai awal abad 20, wanita-wanita negeri ini belum memperoleh kebebasan dalam berbagai hal. Mereka belum diijinkan untuk memperoleh pendidikan yang tinggi seperti pria bahkan belum diijinkan menentukan jodoh/suami sendiri, dan lain sebagainya. Mereka hanya menjadi penghuni dapur sejati. Hati Kartini tergetar melihat realitas itu.
Dengan kegigihannya, kemudian Kartini mendirikan  Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”. Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.

    Upaya dari puteri seorang Bupati Jepara ini telah membuka penglihatan kaum wanita di berbagai daerah lainnya. Sejak itu sekolah-sekolah wanita lahir dan merajalela di berbagai pelosok negeri. Wanita Indonesia pun telah lahir menjadi manusia seutuhnya.
Setelah meninggalnya Kartini, surat-surat yang sering ia buat untuk teman-temannya dikumpulkan dan diterbitkan menjadi sebuah buku yang dalam bahasa Belanda berjudul Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Apa yang terdapat dalam buku itu sangat berpengaruh besar dalam mendorong kemajuan wanita Indonesia. Kartini meninggal dunia di usia 25 tahun, yakni pada tanggal 17 September 1904, ketika melahirkan putra pertamanya.

    Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.

     Perjuangan memang belum berakhir, di era globalisasi ini masih banyak dirasakan penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan. Oleh karena itu, kita harus memaksimalkan usaha yang dilakukan Kartini agar tidak menjadi sia-sia. Upaya yang bisa kita lakukan diantaranya dengan belajar sungguh-sungguh. Kalian juga harus banyak membaca karena buku adalah jendela dunia, dan tetap bermimpi untuk menjadi yang terbaik serta berusaha untuk mewujudkan mimpi itu.

Mudah kan?? So, let’s do it and make it real. Talk Less Do More Guys :D

0 komentar:

Posting Komentar